PENULISAN ILMIAH "ANALISIS
PENENTUAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK”.
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengawali jatuhnya berbagai dunia usaha di Indonesia serta mengakibatkan perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan. Tetapi pada kenyataannya, krisis tersebut tidak melumpuhkan seluruh sektor usaha yang ada. Salah satu sektor usaha yang mampu bertahan bahkan mengalami peningkatan di tengah krisis yang melanda Indonesia adalah sektor usaha kecil dan rumah tangga. Sektor usaha yang sebelumnya selalu dipandang sebelah mata ini ternyata masih mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia.
Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan usaha–usaha kecil tersebut yang mengakibatkan semakin tingginya tingkat persaingan, maka kebutuhan akan adanya manajemen yang baik semakin diperlukan agar usaha kecil tersebut dapat bertahan dan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Dalam menjalankam usahanya, sektor usaha kecil sangat bertumpu pada kemampuan dalam meminimalkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga dengan sendirinya tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan mampu bertahan dalam gejolak krisis ini dapat terpenuhi secara optimal.
Laba yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan. Dalam perencanaan laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, maka perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume, harga jual dan laba yang diharapkan (analisis cost-profit-volume). Analsis CPV mempunyai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) yang salah satunya adalah impas (break even).
Analisis break even merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seorang manajer untuk mengetahui pada volume penjualan berapakah perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan mengetahui break even point perusahaan dapat mengusahakan jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Dikarenakan perusahaan yang bersangkutan belum pernah membuat perhitungan break even point terhadap produk yang dihasilkan, maka dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas mengenai mengenai “ANALISIS PENENTUAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. YOUNGKY PARLINA”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang perusahaan industri rumah tangga tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Berapakah BEP dalam unit dan rupiah ?
2. Berapakah margin of safety perusahaan pada tahun 2007 ?
3. Berapakah tingkat penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan tingkat
laba yang diinginkan ?
4. Berapa shutdown point (titik tutup usaha) perusahaan?
1.3 Batasan Masalah
Penulisan ilmiah ini membatasi permasalahannya pada perhitungan break even point sepatu sandal dengan berdasarkan data penjualan tahun 2006 dengan menggunakan rumus aljabar atas dasar unit dan rupiah untuk mencapai laba pada PT. Youngky Parlina.
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin diuraikan penulis dalam penulisan ini mencakup sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui titik break even point dalam unit dan rupiah.
2. Untuk mengetahui titik margin of safety tahun 2007.
3. Untuk mengetahui tingkat penjualan dalam unit dan rupiah yang harus dicapai apabila diinginkan suatu tingkat laba tertentu.
4. Untuk mengetahui suhtdown point (titik tutup usaha) perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penulisan Ilmiah ini penulis harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Penulis dapat mengetahui bagaimana metode break even point dapat menjadi tolak ukur perusahaan dalam menentukan langkah yang diambil demi kelancaran produksi dan penjualan perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Penulisan ini semoga dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan jumlah penjualan dan harga yang tepat melalui perhitungan break even point pada tahun-tahun berikutnya.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis untuk penyusunan penulisan ilmiah ini terbagi dalam :
1.6.1 Objek Penelitian
· Nama Perusahaan : PT. Youngky Parlina
· Alamat Perusahaan : Jl. Serimpi II No. 104 Depok 16416
1.6.2 Data
Data yang diambil oleh penulis adalah data primer yang diambil langsung dari perusahaan berupa daftar kebutuhan-kebutuhan produksi selama periode 2006 yang akan diolah menggunakan metode break even.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka menyusun penulisan ilmiah ini, penulis mengadakan pengumpulan data dan informasi berdasarkan penelitian dengan objek PT. Youngky Parlina. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain sebagai berikut :
· Studi Kepustakaan (Library Research)
Metode ini digunakan oleh penulis sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori perhitungan break even point, margin of safety dan perhitungan lainnya dalam menentukan harga dan jumlah produksi pada PT. Youngky Parlina yang penulis dapatkan dari berbagai buku, informasi website dan berbagai sumber lainnya.
· Studi Lapangan (Field Research)
Data yang diteliti adalah data primer pada PT. Youngky Parlina yang didapat dari tinjauan langsung ke perusahaan berupa daftar bahan baku produksinya.
1.6.4 Alat Analisis yang digunakan
Untuk membantu penulisan ilmiah ini penulis menggunakan alat bantu berupa:
· Analisis Deskriptif
Penulis menggunakan tabel dan grafik sebagai alat bantu penjabaran.
· Analisis Kuantitatif
Penulis menggunakan rumus dalam mengolah data yang ada.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan ini dalam bab 5 yang saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
A . BAB I : Pendahuluan
Dalam Bab ini akan diuraikan secara garis besar tentang hal–hal umum yang menjadi titik permasalahan penelitian ini, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
B . BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian Break Even Point (BEP), jenis–jenis biaya, kegunaan analisis break even, asumsi dasar analisa break even point, pendekatan grafik dalam break even, perhitungan break even dengan menggunakan rumus aljabar, pengertian margin of safety dan perencanaan laba dengan analisis break even , teori shutdown point dan degreee of operating leverage.
C . BAB III : Tinjauan Umum perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah umum perusahaan, ruang lingkup usaha dan struktur organisasi perusahaan
D . BAB IV : Pembahasan
Bab ini merupakan inti dari pembahasan penelitian ilmiah ini yang berisi uraian tentang data penjualan, analisis data perusahaan dan penentuan harga jual produk per unitnya.
E . BAB V : Penutup
Dengan berdasarkan seluruh uraian dari BAB I sampai BAB IV, dalam BAB V ini akan diberikan kesimpulan dengan disertai beberapa saran sebagai penutup.
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Break Even Point
Suatu perusahaan dikatakan berada pada kondisi break even jika besarnya biaya yang dikeluarkan sama dengan besarnya pendapatan yang diperoleh pesusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, jika dalam operasinya suatu perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
Menurut Soehardi Sigit ( 1995 : 1 ) suatu perusahaan dikatakan break even apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba, tetapi juga tidak mengalami kerugian.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 359) pengertian dari break even point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Sedangkan menurut Soehardi Sigit (1995 : 1) pengertian analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume ( jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Menurut Munawir (1993 : 184), Break even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak memperoleh kerugian (penerimaan = total biaya).
Maka berdasarkan pendapat–pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis break even adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada penjualan dan produksi berapakah suatu perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba, yang didapat dengan mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan perusahaan.
2.2 Jenis–jenis Biaya
Pada dasarnya biaya merupakan titik tolak dalam menetapkan harga jual suatu produk yang dihasilkan. Menurut Mulyadi (1993 : 8) yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Soehardi Sigit (1995 : 4-6) jenis–jenis dari biaya adalah :
1 . Biaya tetap
Biaya tetap adalah jenis–jenis biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Biaya tetap tidak berubah, meskipun volume produksi berubah. Biaya tetap itu biasanya berupa : penyusutan, gaji, asuransi, sewa, pemeliharaan, bunga, dan biaya-biaya tidak langsung lainnya.
2 . Biaya Variabel
Biaya variabel adalah jenis–jenis biaya yang naik turun bersama–sama dengan volume kegiatan. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung membentuk hasil produksi seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung tentu biaya varabel, akan tetapi biaya variabel dapat merupakan biaya langsung dapat pula merupakan biaya tidak langsung.
3 . Biaya total
Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
2.3 Kegunaan Analisis Break Even
Kegunaan analisis break even atau titik impas menurut Soehardi Sigit ( 1995 : 2 ) adalah :
1. Membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan.
2. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan sebagai perencanaan laba atau “profit planning“.
3. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasional yang sedang berjalan, yaitu alat pencocokan antara realisasi dengan angka–angka dalam perhitungan break even atau dalam gambar break even. Jadi sebagai alat pengendali atau “controlling “.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil–hasil perhitungan menurut analisa break even dan laba yang ingin dicapai.
5. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
2.4 Asumsi – Asumsi Dasar Dalam Analisis Break Even
Dalam menggunakan analisis break even point dibutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya. Asumsi–asumsi itu adalah :
1. Biaya didalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah–ubah secara proporsioanal dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah–ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila lebih dari satu macam produk, perimbangan panghasilan penjualan antara masing-masing produk atau sales mix-nya adalah tetap konstan.
2.5 Perhitungan Break Even Point dengan Menggunakan Rumus Aljabar
Perhitungan break even dengan menggunakan rumus aljabar menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 364 ) dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) cara, yaitu :
1 . Atas dasar penjualan dalam unit.
Perhitungan break even atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BEP ( Q ) = FC
P - VC
Dimana :
P : Harga jual per unit
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
Q : Jumlah unit atau kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual
2. Atas dasar penjualan dalam Rupiah
Perhitungan break even atas dasar penjualan dalam Rupiah dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut :
BEP ( Rp ) = FC
1 - VC
P
Dimana :
P : Harga jual per unit
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
2.6 Margin of Safety
Menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 366 ), margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan dengan penjualan dengan break even. Angka pada margin of safety ini memberikan informasi berupa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan jumlah volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian. Besarnya margin of safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
MOS = Budget Sales – BEP
Budget Sales
Dimana :
MOS : Margin of Safety
Budget Sales : Penjualan yang direncanakan
BEP : Penjualan pada Break Even Point
Perusahaan yang mempunyai angka margin of safety yang besar lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safety yang rendah, resiko kerugian perusahaan lebih besar. Dengan mengetahui margin of safety berarti manajemen perusahaan mengetahui tingkat keamanan dari kondisi penjualan.
2.7 Perencanaan Laba dengan Analisis Break Even Point
Rumus break even tidak hanya digunakan untuk menentukan penjualan dalam keadaan break even, melainkan juga dapat dipakai sebagai perencanaan laba dalam hal menentukan penjualan pada laba yang direncanakan. Dalam perencanaan laba terdapat dua rumus yang dapat digunakan yaitu :
1 . Penjualan dalam Rupiah pada laba yang direncanakan.
FC + Laba yang direncanakan
1 - VC
P
2 . Penjualan dalam unit pada laba yang direncanakan
FC + Laba yang direncanakan
P - VC
Dimana :
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
P : Harga jual per unit
2.9 Shutdown Point (Titik Tutup Usaha)
Shutdown point adalah titik dimana suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari titik perpotongan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya tunai dalam grafik impas.
Titik Tutup Usaha (unit) = Biaya Tetap Tunai
Contribution Margin
Titik Tutup Usaha (Rp) = Biaya Tetap Tunai
Contribution Margin Ratio
Contribution Margin/ Laba Marginal merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Laba Marginal dihitung dengan mengurangkan biaya variabel, baik biaya variabel produksi maupun nonproduksi, dari penjualan. Dalam perhitungan biaya langsung, laba marginal dapat dihitung secara total untuk perusahaan sesara keseluruhan ataupun terpisah untuk masing-masing lini produk, teritori penjualan, divisi operasi dan lain-lain.
Contribution Margin Ratio merupakan bagian dari setiap rupiah penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkkan laba.
CMR = 1 – V
Dimana V : biaya variabel per rupiah pendapatan penjualan
(total biaya variabel dibagi total pendapatan penjualan)
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan sesuatu secara detail tentang yang apa yang terjadi pada saat riset berlangsung.
3.2 Metodologi Penelitian
Seluruh data yang digunakan pada penulisan ini adalah data primer, dimana penulis mengambilnya langsung dari PT. Youngky Parlina sebagai sumber utama dari penulisan ini. Selain dari PT. Youngky Parlina, penulis juga melakukan studi pustaka yakni dengan tujuan sebagai pedoman dalam perhitungan-perhitungan khususnya mengenai break even point yang terjadi dalam perusahaan dan cara menganalisisnya.
3.3 Cara Menganalisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pengetahuan yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung disini artinya pengetahuan penulis dapat dari hasil kegiatan belajar mengajar di kelas, oleh dosen ataupun dosen pembimbing. Sedangkan pengetahuan yang tidak langsung contohnya penulis dapatkan dengan membaca bermacam-macam buku atau tulisan yang berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penulisan ini, sehingga dapat dijadikan referensi atau acuan penulis dalam menganalisis semua perhitungan yang disajikan dalam penulisan ini.
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengawali jatuhnya berbagai dunia usaha di Indonesia serta mengakibatkan perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan. Tetapi pada kenyataannya, krisis tersebut tidak melumpuhkan seluruh sektor usaha yang ada. Salah satu sektor usaha yang mampu bertahan bahkan mengalami peningkatan di tengah krisis yang melanda Indonesia adalah sektor usaha kecil dan rumah tangga. Sektor usaha yang sebelumnya selalu dipandang sebelah mata ini ternyata masih mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia.
Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan usaha–usaha kecil tersebut yang mengakibatkan semakin tingginya tingkat persaingan, maka kebutuhan akan adanya manajemen yang baik semakin diperlukan agar usaha kecil tersebut dapat bertahan dan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Dalam menjalankam usahanya, sektor usaha kecil sangat bertumpu pada kemampuan dalam meminimalkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga dengan sendirinya tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan mampu bertahan dalam gejolak krisis ini dapat terpenuhi secara optimal.
Laba yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan. Dalam perencanaan laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, maka perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume, harga jual dan laba yang diharapkan (analisis cost-profit-volume). Analsis CPV mempunyai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) yang salah satunya adalah impas (break even).
Analisis break even merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seorang manajer untuk mengetahui pada volume penjualan berapakah perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan mengetahui break even point perusahaan dapat mengusahakan jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Dikarenakan perusahaan yang bersangkutan belum pernah membuat perhitungan break even point terhadap produk yang dihasilkan, maka dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas mengenai mengenai “ANALISIS PENENTUAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. YOUNGKY PARLINA”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang perusahaan industri rumah tangga tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Berapakah BEP dalam unit dan rupiah ?
2. Berapakah margin of safety perusahaan pada tahun 2007 ?
3. Berapakah tingkat penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan tingkat
laba yang diinginkan ?
4. Berapa shutdown point (titik tutup usaha) perusahaan?
1.3 Batasan Masalah
Penulisan ilmiah ini membatasi permasalahannya pada perhitungan break even point sepatu sandal dengan berdasarkan data penjualan tahun 2006 dengan menggunakan rumus aljabar atas dasar unit dan rupiah untuk mencapai laba pada PT. Youngky Parlina.
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin diuraikan penulis dalam penulisan ini mencakup sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui titik break even point dalam unit dan rupiah.
2. Untuk mengetahui titik margin of safety tahun 2007.
3. Untuk mengetahui tingkat penjualan dalam unit dan rupiah yang harus dicapai apabila diinginkan suatu tingkat laba tertentu.
4. Untuk mengetahui suhtdown point (titik tutup usaha) perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penulisan Ilmiah ini penulis harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Penulis dapat mengetahui bagaimana metode break even point dapat menjadi tolak ukur perusahaan dalam menentukan langkah yang diambil demi kelancaran produksi dan penjualan perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Penulisan ini semoga dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan jumlah penjualan dan harga yang tepat melalui perhitungan break even point pada tahun-tahun berikutnya.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis untuk penyusunan penulisan ilmiah ini terbagi dalam :
1.6.1 Objek Penelitian
· Nama Perusahaan : PT. Youngky Parlina
· Alamat Perusahaan : Jl. Serimpi II No. 104 Depok 16416
1.6.2 Data
Data yang diambil oleh penulis adalah data primer yang diambil langsung dari perusahaan berupa daftar kebutuhan-kebutuhan produksi selama periode 2006 yang akan diolah menggunakan metode break even.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka menyusun penulisan ilmiah ini, penulis mengadakan pengumpulan data dan informasi berdasarkan penelitian dengan objek PT. Youngky Parlina. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain sebagai berikut :
· Studi Kepustakaan (Library Research)
Metode ini digunakan oleh penulis sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori perhitungan break even point, margin of safety dan perhitungan lainnya dalam menentukan harga dan jumlah produksi pada PT. Youngky Parlina yang penulis dapatkan dari berbagai buku, informasi website dan berbagai sumber lainnya.
· Studi Lapangan (Field Research)
Data yang diteliti adalah data primer pada PT. Youngky Parlina yang didapat dari tinjauan langsung ke perusahaan berupa daftar bahan baku produksinya.
1.6.4 Alat Analisis yang digunakan
Untuk membantu penulisan ilmiah ini penulis menggunakan alat bantu berupa:
· Analisis Deskriptif
Penulis menggunakan tabel dan grafik sebagai alat bantu penjabaran.
· Analisis Kuantitatif
Penulis menggunakan rumus dalam mengolah data yang ada.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan ini dalam bab 5 yang saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
A . BAB I : Pendahuluan
Dalam Bab ini akan diuraikan secara garis besar tentang hal–hal umum yang menjadi titik permasalahan penelitian ini, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
B . BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian Break Even Point (BEP), jenis–jenis biaya, kegunaan analisis break even, asumsi dasar analisa break even point, pendekatan grafik dalam break even, perhitungan break even dengan menggunakan rumus aljabar, pengertian margin of safety dan perencanaan laba dengan analisis break even , teori shutdown point dan degreee of operating leverage.
C . BAB III : Tinjauan Umum perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah umum perusahaan, ruang lingkup usaha dan struktur organisasi perusahaan
D . BAB IV : Pembahasan
Bab ini merupakan inti dari pembahasan penelitian ilmiah ini yang berisi uraian tentang data penjualan, analisis data perusahaan dan penentuan harga jual produk per unitnya.
E . BAB V : Penutup
Dengan berdasarkan seluruh uraian dari BAB I sampai BAB IV, dalam BAB V ini akan diberikan kesimpulan dengan disertai beberapa saran sebagai penutup.
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Break Even Point
Suatu perusahaan dikatakan berada pada kondisi break even jika besarnya biaya yang dikeluarkan sama dengan besarnya pendapatan yang diperoleh pesusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, jika dalam operasinya suatu perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
Menurut Soehardi Sigit ( 1995 : 1 ) suatu perusahaan dikatakan break even apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba, tetapi juga tidak mengalami kerugian.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 359) pengertian dari break even point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Sedangkan menurut Soehardi Sigit (1995 : 1) pengertian analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume ( jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Menurut Munawir (1993 : 184), Break even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak memperoleh kerugian (penerimaan = total biaya).
Maka berdasarkan pendapat–pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis break even adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada penjualan dan produksi berapakah suatu perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba, yang didapat dengan mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan perusahaan.
2.2 Jenis–jenis Biaya
Pada dasarnya biaya merupakan titik tolak dalam menetapkan harga jual suatu produk yang dihasilkan. Menurut Mulyadi (1993 : 8) yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Soehardi Sigit (1995 : 4-6) jenis–jenis dari biaya adalah :
1 . Biaya tetap
Biaya tetap adalah jenis–jenis biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Biaya tetap tidak berubah, meskipun volume produksi berubah. Biaya tetap itu biasanya berupa : penyusutan, gaji, asuransi, sewa, pemeliharaan, bunga, dan biaya-biaya tidak langsung lainnya.
2 . Biaya Variabel
Biaya variabel adalah jenis–jenis biaya yang naik turun bersama–sama dengan volume kegiatan. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung membentuk hasil produksi seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung tentu biaya varabel, akan tetapi biaya variabel dapat merupakan biaya langsung dapat pula merupakan biaya tidak langsung.
3 . Biaya total
Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
2.3 Kegunaan Analisis Break Even
Kegunaan analisis break even atau titik impas menurut Soehardi Sigit ( 1995 : 2 ) adalah :
1. Membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan.
2. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan sebagai perencanaan laba atau “profit planning“.
3. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasional yang sedang berjalan, yaitu alat pencocokan antara realisasi dengan angka–angka dalam perhitungan break even atau dalam gambar break even. Jadi sebagai alat pengendali atau “controlling “.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil–hasil perhitungan menurut analisa break even dan laba yang ingin dicapai.
5. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
2.4 Asumsi – Asumsi Dasar Dalam Analisis Break Even
Dalam menggunakan analisis break even point dibutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya. Asumsi–asumsi itu adalah :
1. Biaya didalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah–ubah secara proporsioanal dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah–ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila lebih dari satu macam produk, perimbangan panghasilan penjualan antara masing-masing produk atau sales mix-nya adalah tetap konstan.
2.5 Perhitungan Break Even Point dengan Menggunakan Rumus Aljabar
Perhitungan break even dengan menggunakan rumus aljabar menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 364 ) dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) cara, yaitu :
1 . Atas dasar penjualan dalam unit.
Perhitungan break even atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BEP ( Q ) = FC
P - VC
Dimana :
P : Harga jual per unit
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
Q : Jumlah unit atau kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual
2. Atas dasar penjualan dalam Rupiah
Perhitungan break even atas dasar penjualan dalam Rupiah dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut :
BEP ( Rp ) = FC
1 - VC
P
Dimana :
P : Harga jual per unit
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
2.6 Margin of Safety
Menurut Bambang Riyanto ( 1997 : 366 ), margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan dengan penjualan dengan break even. Angka pada margin of safety ini memberikan informasi berupa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan jumlah volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian. Besarnya margin of safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
MOS = Budget Sales – BEP
Budget Sales
Dimana :
MOS : Margin of Safety
Budget Sales : Penjualan yang direncanakan
BEP : Penjualan pada Break Even Point
Perusahaan yang mempunyai angka margin of safety yang besar lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safety yang rendah, resiko kerugian perusahaan lebih besar. Dengan mengetahui margin of safety berarti manajemen perusahaan mengetahui tingkat keamanan dari kondisi penjualan.
2.7 Perencanaan Laba dengan Analisis Break Even Point
Rumus break even tidak hanya digunakan untuk menentukan penjualan dalam keadaan break even, melainkan juga dapat dipakai sebagai perencanaan laba dalam hal menentukan penjualan pada laba yang direncanakan. Dalam perencanaan laba terdapat dua rumus yang dapat digunakan yaitu :
1 . Penjualan dalam Rupiah pada laba yang direncanakan.
FC + Laba yang direncanakan
1 - VC
P
2 . Penjualan dalam unit pada laba yang direncanakan
FC + Laba yang direncanakan
P - VC
Dimana :
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
P : Harga jual per unit
2.9 Shutdown Point (Titik Tutup Usaha)
Shutdown point adalah titik dimana suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari titik perpotongan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya tunai dalam grafik impas.
Titik Tutup Usaha (unit) = Biaya Tetap Tunai
Contribution Margin
Titik Tutup Usaha (Rp) = Biaya Tetap Tunai
Contribution Margin Ratio
Contribution Margin/ Laba Marginal merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Laba Marginal dihitung dengan mengurangkan biaya variabel, baik biaya variabel produksi maupun nonproduksi, dari penjualan. Dalam perhitungan biaya langsung, laba marginal dapat dihitung secara total untuk perusahaan sesara keseluruhan ataupun terpisah untuk masing-masing lini produk, teritori penjualan, divisi operasi dan lain-lain.
Contribution Margin Ratio merupakan bagian dari setiap rupiah penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkkan laba.
CMR = 1 – V
Dimana V : biaya variabel per rupiah pendapatan penjualan
(total biaya variabel dibagi total pendapatan penjualan)
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan sesuatu secara detail tentang yang apa yang terjadi pada saat riset berlangsung.
3.2 Metodologi Penelitian
Seluruh data yang digunakan pada penulisan ini adalah data primer, dimana penulis mengambilnya langsung dari PT. Youngky Parlina sebagai sumber utama dari penulisan ini. Selain dari PT. Youngky Parlina, penulis juga melakukan studi pustaka yakni dengan tujuan sebagai pedoman dalam perhitungan-perhitungan khususnya mengenai break even point yang terjadi dalam perusahaan dan cara menganalisisnya.
3.3 Cara Menganalisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pengetahuan yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung disini artinya pengetahuan penulis dapat dari hasil kegiatan belajar mengajar di kelas, oleh dosen ataupun dosen pembimbing. Sedangkan pengetahuan yang tidak langsung contohnya penulis dapatkan dengan membaca bermacam-macam buku atau tulisan yang berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penulisan ini, sehingga dapat dijadikan referensi atau acuan penulis dalam menganalisis semua perhitungan yang disajikan dalam penulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar