Ketika Sulaiman bin Mihran al-A’masy memasuki kota Bashroh, dia mendapati seorang tukang cerita di masjid yang berkata:
“Menceritakan kami al-A’masy dari Abu Ishaq!! Menceritakan kami al-A’masy dari Abu Waill!” Mendengar hal itu, maka dia (al-A’masy) langsung ke tengah pengajian sambil mengangkat tangan lalu mencabut bulu ketiaknya!
Tukang cerita itu berkata: “Wahai Syaikh, apakah engkau tidak punya rasa malu?! Kita dalam pengajian, tetapi kamu berbuat seperti ini?!” al-A’masy menjawab: “Apa yang saya lakukan ini lebih baik daripada apa yang kamu lakukan.” Orang itu berkata: “Bagaimana bisa begitu?” Jawab al-A’masy: “Ya, karena saya melakukan sunnah, sedangkan kamu berdusta. Saya adalah al-A’masy, saya tidak pernah menceritakanmu seperti ini sedikitpun!” Tatkala manusia mendengar hal itu, maka mereka meninggalkan tukang cerita tersebut dan berkumpul di sekitar al-A’masy lalu berkata: “Ceritakanlah kepada kami wahai al-A’masy.” (al-Hawadits wal Bida’, ath-Thurtusyi hlm. 111-112)
Sumber: [Majalah Al-Furqon, no. 75 Edisi 5 Th. ke-7, 1428/2007, hlm. 62-64], Oleh Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafizhahullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar