METODE
ILMIAH
Dalam ilmu Biologi, metode ilmiah
merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat dipisahkan.
Metode
Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu
teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu
Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur
metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai
berikut:
·
Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan
langkah untuk mengetahuia masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah
tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya.
Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis,
sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek
tersbut.
·
Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori
Penyusunan Kerangka berpikir
merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang
berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
Keterangan keterangan dalam
menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil
penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung
(observasi) di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis.
·
Penarikan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban
sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan
berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban
sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis
dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti
melalui eksperimen.
·
Eksperimen/Percobaan
Untuk menguji hipotesis dapat
dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari
eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan
dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan.
Dalam melakukan eksperimen
diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah
faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian
tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel
penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis
penelitian sebagai berikut:
Variabel Bebas adalah variabel
yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen.
Variabel Terikat adalah variabel
yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas.
Variabel Kontrol adalah variabel
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
·
Analisis Data
Data diperoleh dari hasil
eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai
berikut:
Data kualitatif yaitu data yang
tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data
ciri morfologi.
Data kuantitatif yaitu data yang
disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu
tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram
sehingga mudah dipahami orang lain
·
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan harus
mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil
berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan
hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan
pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki
hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis.
Ada 2 kemungkinan yang ada dalam
pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak.
·
Contoh kasus
Kasus : Warga yang mengeluhkan bau limbah yang sangat menyengat.
TEMPO Interaktif, Jombang – Puluhan warga dari dusun Jati
Gedong, Ploso, dan Pager Tanjung di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa
Timur meluruk pabrik bumbu masakan milik Korea,
PT. Cheil Jedang Indonesia. Mereka mengeluhkan bau limbah yang menyengat
hidung. “Baunya mengganggu, dan bikin tak tenang warga,” kata Parman, warga
Desa Jati Gedong setempat, Kamis (9/12).
Terlebih, lanjut dia, kompensasi dampak limbah sebesar Rp12 juta
dalam satu tahun untuk tiga desa itu dirasakan terlalu kecil oleh warga. Mengingat
baunya yang terus mengganggu, warga meminta pabrik menambah kompensasi lebih
besar lagi bagi warga.
Dalam demo tadi, warga mengusung empat tuntutan. Selain menambah
kompensasi atas dampak limbah, warga juga meminta pabrik memperbaiki
penyaringan limbah, serta mendesak agar proses perekrutan tenaga
memprioritaskan warga sekitar sebanyak 60 persen.
Masalah ini menurut dia pernah diselesaikan melalui jalan
musyawarah di kantor kelurahan Jati Gedong pada April lalu. Namun hingga kini
hasil rapat belum direalisasikan oleh manajemen pabrik.. “Sampai saat ini tidak
ada realisasinya,” ujarnya.
Akibat itu, puluhan warga yang gerah pun meluruk pabrik dengan
menenteng berbagai macam spanduk. Diangkut mobil pick up kecil mereka berorasi
dengan berteriak-teriak di depan pabrik yang berdiri sejak tahun 1996 lalu itu.
Demo baru berakhir setelah perwakilan manajemen menemui mereka. Massa kemudian
pulang dengan pengawalan polisi.
Manager General Affair perusahaan itu Mulyono menyatakan, semua
tuntutan warga sudah dipenuhi oleh perusahaan. Penanganan limbah misalnya.
Setiap sebulan sekali Badan Lingkungan Hidup (BLH) datang mengontrol limbah
hasil fermentasi yang dibuang melalui kali sekitar.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) juga dibuat modern dan
berstandar Internasional (ISO). Sehingga kondisi air limbah masih sesuai ambang
batas. Kendati begitu, dia mengakui limbah masih menimbulkan bau. Tapi bau itu
sifatnya tak permanen.”Ya wajar, namanya pabrik fermentasi. Kadang bau limbah
muncul, kadang tidak, ditiup angin langsung hilang,” ucapnya.
Meski demikian, menurut Mulyono, limbah kini tidak lagi
berbahaya. Kondisi itu jelas berbeda dengan saat pertama kali pabrik berdiri
pada periode 1996 hingga 1999. Saat itu kondisi limbah masih buruk. Warga pun
demo. Hingga akhirnya pabrik mengucurkan kompensasi dana untuk tiga desa.
Akhir tahun ini, pabrik juga setuju menambah dana. Rencananya,
mulai akhir tahun ini kompensasi ditambah menjadi Rp14 juta. Masalahnya, dana
belum bisa cair karena surat kesepakatan dengan warga belum ditembuskan ke
pabrik. “Kami sudah penuhi semua tuntutan. Kami justru curiga ada muatan lain
dalam demo tadi,” ujar Mulyono.
Adapun untuk perekrutan pegawai, Mulyono mengaku manajemen
perusahaan sudah memperhatikan itu. Dari total pegawai tetap, 40 persen diambil
dari warga sekitar. Sementara pegawai outsourcing juga demikian. “Urusan
perekrutan pegawai pabrik harus realistis. Masak butuh tenaga operasional
komputer, yang ada tenaga operasional traktor. Itu kan masalah,” ujarnya.
Analisis kasus dari
kasus diatas perusahaan PT cheil jedang belum dapat mengatasi dampak dari
limbahnya sehingga warga dari dusun jati gedong, ploso, dan pager masih
merasakan dampak dari bau limbah yang sangat menyengat. sebaiknya perusahaan
dapat memenuhi tuntutan dari warga yaitu menambah kompensasi atas dampak limbah
dan memperbaiki penyaringan limbah sehingga limbah yang dihasilkan dapat
tersaring dan tidak mengganggu warga sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar