Kakak saya yang menjadi guru Bahasa Inggris di sebuah SMP di Bali, pernah meminta saya memberinya tips
untuk belajar TOEIC. Tujuan permintaan dia ini sebenarnya adalah untuk
mencari pembanding terhadap apa yang sudah dilakukannya selama ini.
Berikut jawaban saya atas permintaan kakak saya, mungkin ada manfaatnya
bagi pembaca sekalian yang budiman.
Dear Bu Guru,
Pertanyaan tentang TIPS belajar Bahasa Inggris ini adalah sebuah pertanyaan paling klasik dan usang. Meski demikian,
tetap saja tidak mudah menjawabnya. Menariknya, orang yang IELTS-nya
sudah melebihi skor untuk masuk Harvard Law School, sekolahnya para
presiden Amerika, pun belum tentu bisa dengan gamblang menjelaskan cara
belajar Bahasa Inggris :)
Sebelum memulai percakapan ini, ada
baiknya membaca kutipan petuah Lintang, di Novel Laskar Pelangi, kepada
Ikal, tentang belajar Bahasa Inggris:
Memikirkan struktur atau
dimensi waktu dalam sebuah bahasa asing yang baru saja kita kenal tidak
lebih dari hanya akan merepotkan diri sendiri. Sadarkah kau bahasa
apapun di dunia ini, dimana pun, mulai dari Bahasa Navajo yang dipakai
sebagai sandi tak terpecahkan di perang dunia ke dua, Bahasa Gaelic yang
amat langka, Bahasa Melayu pesisir yang berayun-ayun, sampai Bahasa
Mohican yang telah punah, semuanya adalah kumpulan kalimat, dan kalimat
tak lain adalah kumpulan kata-kata.
Nah, kata apapun, pada dasarnya
adalah kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan, paham?
Ini bukan masalah bahasa yang sulit tapi masalah cara berpikir.
Berangkatlah dari sana, pelajari bagaimana menggunakan kata benda, kata
kerja, kata sifat dan kata keterangan dalam sebuah kalimat Inggris.
Petuah
Lintang ini layak direnungkan bahwa bahasa pada dasarnya adalah kata.
Sebelum belajar bahasa dan kalimat yang menyeramkan, belajarlah kata.
Meskipun ini pasti bukanlah petuah yang paling sempurna tetapi
setidaknya akan mudah disetujui bahwa tidak akan ada manfaatnya kita
mengetahui aturan dan trik berbahasa kalau kita miskin kosakata?. Benar tidak ya?
Meski
demikian, perlu disederhanakan tujuan kita, bahwa saat ini kita sedang
membahas sebuah ujian/test yang bernama TOEIC. Meskipun pada dasarnya
sebuh ujian disusun untuk mengetahui kemampuan seseorang, tetap saja
ujian apapun memiliki kelemahan. Banyak orang yang kalau diajak
bercakap-cakap Bahasa Inggris terdengar sangat bagus tetapi selalu gagal
memperoleh skor TOEFL tinggi.
Sebaliknya, ada seorang kawan yang kalau bicara sangat mengenaskan
tetapi skore TOEFLnya di atas 500. Adakah yang salah dengan ujian,
termasuk TOEFL dan TOEIC? Bisa ya, bisa tidak. Setidaknya kita harus paham bahwa sebuah ujian bisa dipelajari.
Pintar
Bahasa Inggris dalam konteks yang sesungguhnya dan komprehensif pasti
akan membuat nilai kita bagus, tetapi ini tidak untuk mengatakan bahwa
untuk memperoleh nilai bagus kita harus pintar Bahasa Inggris secara
komprehensif. Orang bisa saja menerapkan strategi tertentu, bukan untuk
pintar berbahasa Inggris tetapi sekedar untuk mendapatkan nilai bagus
dalam ujian TOEFL atau TOEIC.
Seperti halnya TOEFL atau IELTS, TOEIC memuat empat kemampuan dasar bahasa Inggris: Mendengarkan (Listening/L), Membaca (Reading/R) , Menulis (Writing/W) dan Berbicara (Speaking/S). Berikut beberapa tips untuk mendapatkan nilai yang baik.
Kenali
model tes TOEIC. Jangan pernah ikut test jika belum hafal di luar
kepala struktur test TOEIC. Seseorang harus bisa menjelaskan dengan mata
terpejam berapa soal yang harus dijawab dan berapa waktu yang tersedia
untuk masing-masing bagian. Pelajari TOEIC dari sumber resmi yaitu
Educational Testing Service (ETS) www.ets.org kemudian klik TOEIC.
Lakukan
latihan dengan model yang sama dengan aslinya, biasakan melakukan
latihan dengan pewaktuan yang persis sama dengan keadaan sebenarnya.
Jangan melakukan latihan sambil lalu yang mudah terhenti oleh rengekan
anak, gangguan murid, permintaan suami/istri untuk bikin teh dll.
Alokasikan tempat dan waktu yang khusus. Ingat, ini memerlukan komitmen.
Dalam menjawab soal, tandai yang ragu-ragu atau sekedar tebak.
Setelah
latihan, periksa yang salah dan yang ragu-ragu atau sekedar tebak. Bisa
jadi yang ragu-ragu atau sekedar tebak tadi juga benar, tetapi kita
perlu mengetahui alasan yang sesungguhnya.
Kalau memiliki buku TOEIC
baru, jangan menjawab di buku tersebut, fotokopi bukunya dan coretlah
pada lembar fotokopian. Jika ujiannya mengharapkan kita mengisi formulir
yang akan dibaca komputer (dengan pensil 2B) lakukan hal yang sama pada
latihan. Simulasikan persis seperti ketika ujian yang sebenarnya.
Catat
skor dari waktu ke waktu dan lihatlah perkembangannya. Perhatikan di
mana kekuatan dan kelemahan kita dari keempat bagian yang diujikan.
Berikan perhatian yang khusus pada bagian tersebut.
Tips untuk Listening:
Yang
paling penting adalah kebiasaan mendengar. Hal ini tidak mudah
dilakukan dan hanya bisa ditingkatkan dengan latihan. Mulai sekarang,
tutuplah bagian bawah layar TV kalau menonton film barat agar tidak
terbiasa membaca terjemahannya. Atau kalau punya DVD, biasakan menonton
DVD film barat dengan subtitle (terjemahan) Bahasa Inggris, bukan bahasa
Indonesia sehingga kita akan mendengar sambil membaca sebuah kalimat
dalam Bahasa Aslinya. Ini sangat membantu.
Satu hal yang sangat
penting, mendengar adalah persoalan kemampuan dan empati. Banyak orang
yang tidak bisa mendengar, bahkan dalam bahasa ibunya. Jika kita apriori
atau tidak berempati kepada topik yang dibicarakan, kita tidak akan
mendengarkan dengan baik. Mendengar adalah juga persoalan mengendalikan
ego.
Untuk bagian I (melihat foto), biasanya cukup jelas. Biasanya
hanya ada satu jawaban yang jelas-jelas benar dan yang lainnya jelas
keliru atau tidak ada hubungannya. Dalam hal ini perhatikan foto dan apa
kegiatannya atau kondisi yang terjadi. (lihat contoh di website).
Untuk
bagian II (Question-Response), perhatikan pertanyaan atau
pernyataannya. Biasanya seputar waktu, tempat, siapa, dan konfirmasi
(question tag). Kadang bisa juga pertanyaan why. Tapi yang penting
adalah bahwa di sini tidak terlalu diperlukan kemampuan untuk menjawab
pertanyaan yang sulit tetapi lebih pada mencocokkan jawaban yang paling
masuk akal. Misalnya jika ada pertanyaan where, tentu kita tidak akan
menjawab terkait siapa dan waktu.
Untuk bagian III (percakapan
singkat). Ini tidak mudah tetapi bukan tidak mungkin. Kalau
memungkinkan, baca dulu pertanyaannya sebelum percakapan dimulai
sehingga kita akan memiliki gambaran isi percakapannya. Setelah itu,
“lupakan” pertanyaan dan fokuslah pada percakapan. Nikmati percakapan
tersebut seakan kita terlibat. Masalah sering muncul karena kita
khawatir tidak akan mengerti dan tidak menikmati percakapan sehingga
perasaan khawatir mengalahkan segalanya. Sekali lagi ini tidak mudah,
tetapi dengan latihan, akan ada kemajuan.
Untuk Bagian IV (mendengarkan monolog/kuliah/talks). Ini bahkan lebih sulit dari 3, tipsnya hampir sama.
Tips untuk Reading
Tidak ada tips yang lebih ampuh untuk ini selain rajin membaca.
Part V: Incomplete Sentence. Di sini perlu pemahaman grammar dan penguasaan vocabulary.
Part
VI: Text Completion. Kalau pada Part V kita harus melengkapi sebuah
kalimat, pada part VI kita harus melengkapi teks atau paragraf. Tidak
banyak tips untuk ini kecuali kita mengerti kosa katanya dan konteks
kalimatnya. Perlu banyak belajar untuk ini.
Part VII: Reading Comprehension.
Kalau bacaannya berupa kumpulan paragraf, baca kalimat pertama dan
terakhir setiap paragraf dan pahami. Ingat, pahami, bukan sekedar
dibaca. Kemudian baca pertanyaannya sehingga kita akan memperoleh
gambaran di paragraf mana kira-kira jawabannya. Kadang kita tidak perlu
membaca semua bacaan kecuali kita adalah seorang pembaca cepat dengan
pemahaman di atas 90%. Saya tidak termasuk tipe itu :)
Tips untuk Speaking
Sampai
kini saya meyakini bahwa berbahasa asing, terutama berbahasa Inggris
adalah persoalan ‘gaya’ dan ‘ajum‘. Jika seseorang memiliki tingkat
ke-gaya-an yang sangat rendah atau dengan kata lain dia adalah penganut
pepatah lama “de ngaden awak bisa depang anake ngadanin” (jangan merasa
bisa, biarlah orang lain yang menilai), saya khawatir orang tersebut
tidak akan bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Kita perlu sedikit
ajum dan gaya untuk bisa berbicara Bahasa Inggris. Percayalah bahwa
kita harus memaknai pepatah lama nenek moyang kita dengan sangat
proporsional. Jangan telan mentah-mentah dan berkreasilah.
Jika kita
merasa tidak lancar berbicara, ngomonglah dengan pelan. Tidak
terburu-buru untuk menyembunyikan kelemahan pengucapan kita. Banyak
orang melakukan ini. Untuk bisa berbicara yang baik, kita harus menjadi
pendengar yang baik. Belajarlah dengan serius soal pronounciation karena
ini memang perlu dipelajari. Jangan terlalu percaya bakat, semua ada
caranya. Dengarkan film bahasa Inggris dan perhatikan bagaimana penutur
asli berucap. Ini tidak mudah dan sayapun yang sudah belajar bahasa
Inggris lama dan tinggal di LN bertahun2 tetap mengalami kesulitan soal
ini. Hal ini akan lebih bermasalah lagi kalau kita merasa malu
berbicara.
Lakukan latihan. Buatlah pasangan yang menjadi penanya dan
kita menjawab. Ini memang tidak mudah dilakukan oleh orang yang sudah
senior terutama di Bali. Selalu ada keengganan belajar sesuatu, dan ada
perasaan koh (enggan) melakukan sesuatu sesuai petunjuk. Kita terlalu
mudah berucap “nah de je bes serem” (sudahlah, jangan terlalu dibuat
rumit). Kalau kita ingin bisa, lakukan sekarang. Tinggalkan rasa enggan,
lupakan kecanggungan. Semua orang perlu belajar, biarpun dari orang
orang yang lebih muda sekalipun.
Tips untuk Writing
Ada
orang pintar mengatakan, jangan bermimpi bisa menulis dengan baik dalam
bahasa asing jika belum bisa menulis dalam bahasa ibu. Pernyataan ini
kelihatan menakut-nakuti tapi benar adanya. Menulis adalah persoalan
kemauan mengekspresikan diri, dalam bahasa apapun itu. Ada orang yang
begitu di depan komputer atau buku akan berdiam diri berjam-jam tanpa
bisa memulai. Memulai selalu sulit. Kalau menurut saya, menulis adalah
persoalan kebiasaan dan latihan. Sebelum bertanya apakah kita bisa
mendapatkan skor TOEIC yang tinggi untuk writing, tanyakanlah seberapa
sering kita menulis dalam hidup? Kita menjumpai hal-hal menarik dalam
hidup setiap detiknya tetapi jarang sekali tergerak untuk menuliskannya.
Ini masalah kebiasaan.
Kembali kepada TOEIC, untuk beberapa
pertanyaan Writing di awal (1-7) yang umumnya mendeskripsikan gambar
atau menjawab pertanyaan, tidak banyak yang bisa diberikan tipsnya.
Tetapi kalau untuk pertanyaan nomor 8 (essay), saya punya jawabannya.
Kira-kira seperti yang saya percakapkan dengan seorang kawan di bandara
beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar