Rabu, 17 Oktober 2012

Awas, Wahhabi Menggusur dan Meratakan Kuburan !!!


Ketika dakwah tauhid yang dilancarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menampakkan pengaruhnya di Jazirah Arab, maka pasukan muwahhiddin atas perintah penguasa Jazirah Arab saat itu, Emir Muhammad ibnu Su’ud, pun bergerak meratakan kuburan -kuburan dan menghancurkan kubah-kubah kuburan yang dijadikan sebagai tempat pemujaan dan meminta kepada orang-orang mati penghuni kubur-kubur tersebut. Pasukan muwahhiddin juga mencopoti, memutus, dan membakar jimat-jimat baik berupa untaian kalung, sabuk, kain, buntalan kantung dan sejenisnya. Gerakan dakwah dan jihad ini dilanjutkan oleh Emir Abdul Aziz bin Muhammad, Emir Saud bin Abdul Aziz, Emir Turki bin Abdullah, dst. Tak pelak tindakan pasukan tauhid ini menggelorakan amarah dan dengki dari mereka yang selama ini melakukan perbuatan yang mengotori kemurnian tauhid, seperti beribadah kepada kuburan, beristighosah dan meminta kepada selain Allah  yakni kepada penghuni kubur, yang semua itu telah membuat kubur-kubur menjadi lebih ramai dan lebih makmur dibandingkan masjid-masjid. Berbagai fitnah dan celaan dengan cepat menyambar gerakan dakwah tauhid yang digelorakan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Para pencela pun menjuluki gerakan dakwah tauhid ini sebagai gerakan Wahhabi. Tak hanya itu stigma keras dan kaku pun dilekatkan pada gerakan dakwah ini. Mereka tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu bahwa pengerahan pasukan untuk meratakan kuburan dan menghancurkan kubah-kubah kuburan ini telah didahului sebelumnya oleh dakwah dan surat-menyurat. Bahkan lebih parah lagi adalah tuduhan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab telah menggusur kuburan Nabi . “Wahhabi menggusur kuburan Nabi !!!,” kata mereka. “Wahhabi telah sesat, melarang orang berdoa dan tidak memuliakan orang sholeh!” tuduh mereka lagi. Lalu dapatkah dibenarkan tindakan kaum Wahhabi ini – sebagai penguasa Jazirah Arab saat itu – menugaskan pasukan guna meratakan dan menghancurkan kubah di kuburan? Apakah ajaran meratakan dan meng-hancurkan kubah-kubah di kuburan ini adalah ajaran baru nan sesat yang dikenalkan Muhammad bin Abdul Wahhab? Berdasarkan bukti historis, setidaknya ada beberapa “aktor intelektual” yang menjadi pencetus ajaran ini. Bahkan para “aktor intelektual” ini dengan jelas dan tanpa rasa segan memerintahkan langsung untuk meratakan kuburan dan menghancurkan bangunan-bangunan di atasnya. Merekalah nenek moyang Wahhabi yang menjadi “aktor intelektual” sesungguhnya di balik gerakan kaum Wahhabi ini. Maka berikut ini kami sebutkan beberapa di antara “aktor intelektual” itu yang harus kita “waspadai”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar