Selasa, 23 Oktober 2012


Analisis Jurnal 1
Tema                     : Kredit Motor
Judul                      : ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT SEPEDA MOTOR HONDA  PADA PERUSAHAAN MULTIFINANCE DI INDONESIA (STUDI KASUS PADA PT. PQR FINANCE)
Pengarang              : RUSLAN EFENDI

Latar Belakang  
Keterpurukan ekonomi Indonesia sejak tahun 1998 menyebabkan kurang berkembangnya berbagai sektor industri, tidak terkecuali sektor industri keuangan. Tetapi pada perkembangannya, pertumbuhan lembagakeuangan bukan bank (Non Bank Financial Institutions) selama periode tahun 2000 hingga periode Maret 2007 mengindikasikan semakin membaiknya perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (2007), persentase kontribusi lembaga keuangan bukan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada harga berlaku mengalami peningkatan dari rata-rata 0,60 persen (tahun 2000) menjadi 0,79 persen (Maret 2007).Perkembangan ini menunjukkan perkembangan perusahaan pembiayaan.Dalam kurun waktu tahun 1999 hingga September 2006, pembiayaan konsumen tumbuh rata-rata 19,22 persen per tahun. Tabel 1 menunjukkan besarnya pembiayaan berdasarkan jenis pembiayaan dalam kurun waktu tahun 1999 hingga September 2006
                Di Indonesia, terdapat 132 perusahaan pembiayaan yang aktif. melakukan kegiatan usaha dari 230 perusahaan pembiayaan yang memperoleh ijin dari Departemen Keuangan. Menurut Shinduwinata (2005), jumlah lembaga pembiayaan non bank untuk kredit kendaraaan bermotor mencapai 72 perusahaan. Berdasarkan data InfoBank (2005), dari segi asset terdapat sepuluh besar perusahaan pembiayaan keuangan yang menguasai 62persen asset dibandingkan dengan 132 perusahaan pembiayaan lainnya. Hal ini menunjukkan ketatnya persaingan dalam industri pembiayaan. Salah satu perusahaan pembiayaan sepeda motor yang memiliki  total asset  terbesar yaitu PT. PQR Finance. Pada tahun 2004, PT. PQR Finance memiliki total asset lima persen dari total asset perusahaan pembiayaan sebesar Rp 78,876 triliun dan menempatkannya dalam lima besar perusahaan pembiayaan dengan total asset terbesar. 
PT. PQR Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang berorientasi pada pembiayaan sepeda motor Honda. Dalam kurun waktu tahun 2004 sampai tahun 2005, terjadi peningkatan jumlah pendapatan pembiayaan konsumen sebesar 9,82 persen. Sedangkan, dalam kurun waktu 2005 sampai tahun 2006 terjadi penurunan yang signifikan sebesar 22,24 persen (PT. PQR Finance, 2007). Penurunan pendapatan pembiayaan konsumen ini disebabkan persaingan dalam industri pembiayaan yang semakin ketat dan menimbulkan potensi risiko bagi PT. PQR Finance Kemudahan dalam memperoleh pembiayaan untuk pembelian sepeda motor dari perusahaan pembiayaan menjadi salah satu penyebab peningkatan penjualan sepeda motor di Indonesia yang dapat menimbulkan potensi risiko bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan, tidak terkecuali dengan PT. PQR Finance. Sebagai perusahaan pembiayaan, PT. PQR Finance dihadapkan pada berbagai aspek risiko yang dapat menimbulkan potensi kerugian bagi perusahaan tersebut. Risiko yang sering dihadap perusahaan pembiayaan pada umumnya adalah risiko kredit.  Pada tahun 2002 sampai tahun 2006 terjadi peningkatan unit pembiayaan sepeda motor pada PT. PQR Finance dengan rata-rata 33,87 persen (PT. PQR Finance, 2007). Dengan terjadinya peningkatan unit pembiayaan ini, maka PT. PQR Finance dihadapkan pada tingkat risiko kredit yang cukup tinggi apabila tidak dikelola dengan baik. Risiko kredit terjadi ketika pemilik sepeda motor tidak mampu lagi membayar angsuran kreditnya. Pada saat kredit macet, maka perusahaan akan menarik kembali sepeda motor yang telah dibiayai dari konsumen dan kemudian akan dijual kembali kepada  dealer dengan harga yang lebih rendah dari harga awal.
Masalah dan Tujuan :
1.       Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya risiko kredit sepeda motor Honda pada PT.   PQR Finance ?
2.       Seberapa besar tingkat risiko kredit sepeda motor Honda yang dihadapi oleh PT. PQR Finance ?
3.       Bagaimana pengelolaan dan pengendalian (program mitigasi) risiko kredit sepeda motor Honda pada PT. PQR Finance ?
Metodologi Penelitian
               Perkembangan perekonomian Indonesia selama beberapa tahun terakhir memberikan dampak yang positif bagi perusahaan pembiayaan, tidak terkecuali PT. PQR Finance. Pada tahun 2001 sampai tahun 2006 terjadi peningkatan unit pembiayaan sepeda motor pada PT. PQR Finance dengan rata-rata 55,34 persen (PT. PQR Finance, 2007). Perkembangan positif yang diraih PT. PQR Finance telah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dalam menjalankan usahanya, PT. PQR Finance dihadapkan pada potensi risiko yang mempengaruhi kinerjanya. Risiko yang dihadapi oleh PT. PQR Finance berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan sepeda motor, PT. PQR Finance
dihadapkan pada risiko kredit. Peningkatan persentase penyisihan penghapusan piutang (loan loss provision) terhadap  total asset PT. PQR Finance yaitu dari 2,91 persen (tahun 2004) menjadi 6,49 persen (tahun2006) mengindikasikan peningkatan kerugian yang diakibatkan meningkatnya risiko kredit. Persentase tersebut mengindikasikan peningkatan penghapusan piutang ragu-ragu PT. PQR Finance. Hal tersebut disertai dengan peningkatan jumlah konsumen pembiayaan sepeda motor Honda yang dapat menimbulkan potensi risiko kredit macet apabila tidak dikelola dengan baik. Peningkatan risiko kredit macet tersebut perlu ditunjang oleh kualitas manajemen risiko kredit yang baik untuk meminimalisir potensi kerugian yang dihadapi oleh PT. PQR Finance. Identifikasi dan analisis manajemen risiko kredit sangat penting dan berguna sebagai salah satu input alternatif dalam perumusan strategi tata kelola risikokredit. Risiko kredit yang dihadapi perusahaan meliputi risiko gagal bayar, risiko exposure dan risiko recovery. Besarnya risiko kredit tercermin dalam dimensi risiko kredit yaitu kuantitas risiko kredit dan kualitas risiko kredit.
Kesimpulan
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit PT. PQR Finance yaitu faktor internal perusahaan (sumber daya manusia, teknologi dan informasi, kebijakan perusahaan, dan keuangan), faktor  business partner (dealer  dan konsumen), lingkungan eksternal (kebijakan pemerintah, persaingan dalam industri pembiayaan sepeda motor, dan kondisi ekonomi serta keamanan negara). Faktor-faktor konsumen meliputi  overdue,  down payment, jangka aktu kredit (tenor), pendapatan konsumen, moral dan morale hazard.
2.          Peringkat risiko di PT. PQR Finance tergolong low to moderate yang berarti dengan kualitas manajemen risiko kredit yang kuat maka PT. PQR Finance masih dapat dengan baik mengelola risiko kredit yang terjadi. Nilai expected loss pada tahun 2005 mencapai Rp 624.209.403.115,00 dan tahun 2006 mencapai Rp 1.336.277.928.654,00. Pada tahun 2005, nilai unexpected lossmencapai Rp 2.291.182.236.209,00 dan tahun 2006 mencapai Rp 4.579.060.206.464,00 yang berarti kerugian katastropik yang harus mampu ditutupi oleh PT. PQR Finance dengan tingkat kepercayaan 99 persen. Kelas konsumen DP<5.1 dan DP<5.2 memiliki tingkat exposure dan probability of default yang tinggi sehingga kedua kelas konsumen tersebut memiliki expected loss tertinggi.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar